proses pembelajaran kelas rangkap

 Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap di
SDN WONOGONDO II Kec.Kebonagung Kab.Pacitan
“proses pembelajaran kelas rangkap”

Dosen pengampu : Vit Ardiyantama, M,pd





Di Susun oleh : AAN Hidayat

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
STKIP PGRI Pacitan

2017


A.    Latar Belakang

Wilayah yang ada di Indonesia terdapat berbagai macam kondisi yang mempengaruhi proses belajar dan belajar, sehigga dari beberapa sekolah mengadakan proses belajar dengan merangkapkan berbagai tingkat kelas menjadi satu kelas dengan alasan yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi fisik dari daerah terebut.
 Merangkapkan kelas atau yang sering di dengar kelas rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Pembelajaran kelas rangkap atau PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang atau lebih dan menghadapi muruid-murid dengan kemampuan yang berbeda (Djalil, 2019; Susilowati, 2010).
Pembelajaran kelas rangkap di laksanakan atau di terapkan karena ada berbagai macam alasan seperti :
1.      Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu dihutan, maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
2.      Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat dan praktis.
3.      Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan didaerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib didaerah terpencil, juga di sebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang lambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keikhlasan dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
4.      Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar. Maka dari itu diperlukan PKR.


5.      Kehadiran Guru
Ketidak hadiran guru juga bisa sebagai alsasan diadakannya kelas rangkap misalnya guru sakit, cuti, atau ada kegiatan berkaitan meningkatkan professional dan kualifikasi guru. Sehingga guru yang hadir akan mengajar lebih dari satu kelas.
                        Dari berbagai alasan tersebut yang membuat kelas rangkap harus diterapkan terutama pada jenjang sekolah dasar atau SD.  seperti yang saya lakukan observasi di SDN WONOGONDO II yang juga menerapkan kelas rangkap dikarenakan faktor-faktor seperti ketidak hadiran guru, sehingga guru yang hadir harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Kelas rangkap sangat penting di terapkan di sekolah dasar khususnya, karena tidak bisa menjadi alasan seorang murid untuk tidak belajar di saat guru tidak hadir di kelas.

B.     Kondisi sekolah
SDN Wonogondo 2 terletak di Rt 03 Rw 05 Dusun Pakis Desa Wonogondo Kec.Kebonagung Kab.Pacitan. Akses menuju sekolah ini dapat ditemph menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4, karena letaknya yang dekat dengan jalur utama Pacitan – Lorok, dari wilayah kota SDN Wonogondo 2 dapat ditempuh selama 30 menit. Suasana di SD ini sangat sejuk, dan pemandangan disepanjang jalan menuju SD sangat indah.
SDN Wonogondo @ 6 pegawai negeri sipil terdiri dari :
1.      Hadi Suprapto S,Pd (kepala sekolah)
2.      Suratmi S,Pd.SD (guru kelas 1)
3.      Sumaryanti S,Pd (guru kelas 5)
4.      Dwiyanti S,Pd (guru kelas 6)
5.      Irsam Taufik S,Pd (guru olahraga)
6.      Nur Hidayat S,Pd (guru kelas 4)
Di SDN Wonogondo 2 memiliki 4 guru tidak tetap terdiri dari :
1.      Nike Yunitasari (mengajar kelas 2)
2.      Intan (mengajar kelas 3)
3.      Linda (guru agama islam)
4.      Septiana (perpustakaan)
SDN Wonogondo 2 memiliki 8 ruangan antara lain :
1.      6 ruang kelas
2.      1 kantor guru (ruangan guru dan kepala sekolah menjadi satu)
3.      1 perpustakaan
SDN Wonogondo 2 memiliki jumlah siswa sebanyak 36. Jumlah siswa setiap tahun tidak stabil, walaupun sekolah terletak didekat jalan utama, namun masih sangat banyak masyarakat yang enggan menyekolahkan anaknya. Prestasi yang pernah diraih SDN Wonogondo 2 adalah pada tahun 2011 pernah menjuarai lomba karawitan tingkat kabupate, selebihnya memiliki banyak siswa pestasi yang ikut serta dalam olimpiade setiap tahunnya.

C.    SETUDI KASUS (proes pembelajaran kelas rangkap)
Pada saat saya melakukan observasi atau pengamatan secara langsung di SDN WONOGONDO II, saya melakukan pengamatan di setiap kelas terutama kelas yang di rangkap pada saat itu adalah kelas 5 dan kelas 6. Dengan alasan atau faktor yang menyebabkan kelas 5 dan 6 di rangkap yaitu tidak adanya guru atau guru kelas tidak hadir pada saat itu.
Pada saat observasi kami terbentuk dengan satu kelompok yang beranggota  8 orang. Dan pada saat iu kondisi hujan deras kami berangkat pagi pukul 07.00 higgga sampai di tujuan pukul 08.30. dan kami langsung di samut dengan ramah oleh guru-guru dan kepala sekolah. Setelah bernegosiasi hingga waktu istirahat tiba dan sampai waktu masuk kelas kami langsung masuk kelas dan mengamati proses belajar kelas 5 dan kelas 6 yang di ajar oleh satu guru dengan mata pelajaran yang berbeda untuk kelas 5 mata pelajaran IPS dan kelas 6 bahasa Indonesia.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung saya mengamati mulai dari proses belajar mengajar, metode pembeajaran yang di gunakan guru, dan kegiatan apa saja yang di lakukan oleh murid pada saat pembelajaran berlangsung.
Di sini saya akan membahas proses dan metode pembelajaran kelas rangkap yang saya amati, apakah sudah berjalan dengan baik bila di bandingkan dengan metode dan proses pembelajaran yang di lakukan oleh satu guru dalam satu kelas. Dari persoalan tersebut bila di lihat secara lansung bahwa guru harus sering keluar masuk kelas untuk melihat proses belajar antara kelas yang satu dan kelas yang dua, sehingga guru akan kesusahan untuk melakukan pendekatan melakukan pengamtan terhadap muridnya dan lain sebagainya yang hanya di lakukan oleh satu orang guru.
Pada saat pengamatan berlangsung kami mengamati metode yang di gunakan oleh guru yaitu metode diskusi dan cramah, pada saat proses belajar berlansung guru menjelaskan materi dengan mengunakan metode ceramah murid ada yang memperhatikan dan ada juga yang tidak. Dan juga pada saat pemberian tugas secara berkelompok dan diskusi berlangsung siswa mengerjakan soal secara individu dan tidak berdiskusi dengan temannya, di sini dapat di ketahui beberapa kelemahan kelas rangkap diantaranya :
1.      Tidak adanya pelatihan yang di selenggarakan untuk mempersiapkan atau membekali para guru yang ditugaskan mengajar di sekolah-sekolah dasar yang menerapkan pembelajaran pada kelas ragam/tingkatan.
2.      Adanya sementara persepsi yang kurang pas mengenai sekolah-sekolah dasar yang menerapkan kegiatan pembelajaran ragam kelas atau tingkatan.
3.      Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran terutama yang berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya dan alat bantu mengajar.

4.      Bisa saja siswa yang lebih muda merasa ditakut-takuti, atau dilampaui oleh teman sekelasnya yang lebih mampu, dan mereka menjadi sangat tergantung pada siswa yang lebih tua untuk memberikan pertolongan sedangkan untuk para siswa yang lebih tua mereka merasa tidak tertantang dan menjadi lebih berkuasa yang dibawahnya.
Sehingga dapat disimpulan bahwa kelas rangkap mempunyai beberapa kekurangan/kelemahan sesuai dengan kondisi dan pada saat proses belajar berlansung.
            Dari kekurangan tersebut kelas rangkap juga mempunyai kelebihan yang bermanfaat bagi
Murid untuk memperoleh pembelajaran. Adapun kelebihan dari kelas rangkap adalah sebagai berikut :
1.      Bantuan dari sesama siswa tidak saja hanya menguntungkan siswa dari kelas yang lebih rendah tetapi juga para siswa dari kelas yang lebih tinggi  ( kerja sama yang paling menguntungkan)
2.      Para siswa terkondisi untuk belajar secara indenpenden, karena para gurunya   mendidik mereka untuk mengembangkan sikap independen dan efisien dalam belajar.
3.      Berkembangnya perasaan bangga dalam diri para siswa karena mereka merasa lebih puas sekalipun sedikit mengalami friksi dalam kegiatan belajarnya di bandingkan para siswa sekelas yang hanya terdiri satu tingkatan.
4.      Peserta didik mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan bekerja secara independen dan keterampilan belajar sendiri.
5.      Kerjasama kelompok diantara para siswa yang berbeda usia dan tingkatan mempunyai kecenderungan berkembangnya etika, kepedulian tanggung jawab kelompok.
6.      Peserta didik mengembangkan sikap positif tentang saling membantu sama yang lain
7.      kegiatan-kegiatan belajar remedial dan pengayaan dapat ditata menjadi lebih produktif di bandingkan dikelas-kelas yang normal biasa.
8.      Dengan pembelajaran kelas rangkap, dimana para siswa bisa tinggal di kelas dengan satu guru dalam lebih dari satu tahun, akan membuat hubungan antara para siswa, guru, dan orang tua menjadi dekat.
9.      Dengan pembelajaran kelas rangkap akan terbangunnya iklim kekeluargaan dalam kelas, dan siswa.
10.  Para siswa yang belajar dalam kelas rangkap akan lebih berkembang dengan perpaduan antara strategi pembelajaran kelas rangkap, pembelajaran kooperatif, kelompok yang beragam, tugas-tugas yang menunjang perkembangan, pendekatan tutor multiusia, waktu yang luwes dan evaluasi yang positif.
Dari uraian tersebut proses pembelajaran kelas rangkap dapat berjalan dengan baik danjuga memperoleh hasil yang baik tergantng dari situasi dan kondisi di sekolah karena PKR itu sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tergantung penerapan dan tingkat profesionalisme seorang guru dalam mengelola kelas.

D.    Solusi studi kasus
Proses pada saat pembelajaran kelas rangkap mempunyai kekurangan dan kelebihan seerti yang kami amati di SDN WONOGONDO II, untuk mengantisipasi dari kelemahan kelas rangkap guru harus mempunyai solusi kelas rangkap ideal diantaranya :
a.      Prinsip yang mendasari PKR
PKR mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran secara umum. Misalnya, prinsip perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru, membangkitkan motivasi belajar murid, belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha mengaktifkan guru.
Disamping prinsip-prinsup pembelajaran secara umum, PKR juga mempunyai prinsip khusus sebagai berikut :
1.      Keserempakan kegiatan pembelajaran.
2.      Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA)
3.      Kontak psikologis guru an murid yang berkelanjutan
4.      Dalam PKR, terjadi pemanfaatan sumber secara efisien.
5.      Gambaran PKR Yang Ideal dan Praktik yang Terjadi Di Lapangan.
b.      Unsur-unsur penting dalam PKR adalah :
1.      Suasana kelas hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran bapak dan ibu guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima pelajaran hari itu.
2.      Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sumber belajar walaupun masih amat sederhana tapi menyenangkan.
3.      Murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan.
4.      Selain menonjolkan asas kooperatif, guru juga menyelipkan kompetitif (persaingan) yang sehat, murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru menyanyakan siapa yang sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dsb.
5.      Belajar dengan pendekatan PKR yang benar itu menyenangkan, Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah, dengan metode atau menggunaan media untuk belajar sambil bermain.
6.      Adanya perhatian khusus bagi anak yang lambat dan cepat, Pada yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
7.      Guru PKR percaya bahwa sumber belajar tidak hanya diperoleh dari sumber resmi, seperti di kantor Depdiknas atau Pemerintah Daerah, guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.
8.      Mampu melepaskan diri dari mitos bahwa yang mampu mengajar adalah guru, Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungan murid. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap iklan, murid-murid menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
Demikian adalah solusi yang dapat dilakukan guru dengan  menggunakan proses pembelajaran kelas rangkap ideal  sehingga kesuitan-kesulitan yang di hadapi guru akan teratasi dan memberi kemudahan guru dalam mengajar di kelas rangkap.


E.     Daftar pustaka
(22  November 2017)
(22  November 2017)
(22  November 2017)

Winataputra,Udin.1998.Pembelajaran Kelas Rangkap.Pamulang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.







A.    Lampiran

v  Foto bersama dengan siswa SDN NOGONDO II




Comments